
-->
Pada Rabu pagi, 1 Januari 2025, Jalur Gaza kembali menjadi sasaran serangan udara dan artileri oleh militer Israel. Serangan tersebut dilakukan dari utara hingga selatan Gaza menggunakan senjata buatan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat. Insiden ini memicu kecaman dari berbagai pihak internasional yang menyoroti pentingnya menghentikan kekerasan dan mengedepankan solusi damai.
Bantuan Amerika untuk Israel dan Dampaknya
Menurut laporan terbaru, sepanjang tahun 2024, Amerika Serikat telah memberikan dukungan finansial senilai 22 miliar dolar kepada Israel. Dukungan ini mencakup pasokan senjata yang mencapai 78% dari total kebutuhan militer Israel. Fakta ini menimbulkan kritik dari berbagai pihak yang menilai bantuan tersebut memperburuk konflik di kawasan.
Harapan Perdamaian dari Dunia Internasional
Perdana Menteri Pakistan, Shahbaz Sharif, menyebut tindakan Israel sebagai salah satu kejahatan terburuk pada tahun 2024. Dalam pernyataannya, ia berharap tahun 2025 menjadi awal kemenangan bagi Palestina dan negara-negara lain yang tertindas.
Sementara itu, survei dari jaringan Rasd Mesir memilih Syahid Yahya Al-Sinwar sebagai tokoh terkemuka dunia Arab 2024 atas perjuangannya melawan penjajahan. Hal ini menunjukkan dukungan moral dari dunia Arab terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Solidaritas dan Dukungan Kemanusiaan
Keluarga Syahid Abu Mahdi Al-Muhandis, salah satu tokoh perlawanan yang gugur, bertemu dengan Imam Khamenei di Iran. Dalam pertemuan tersebut, Imam Khamenei menekankan pentingnya pemuda mengambil peran dalam menghadapi tantangan kawasan dengan semangat solidaritas dan dedikasi terhadap keadilan.
Kritik Global Terhadap Intervensi dan Sanksi
Selain konflik Gaza, perhatian dunia juga tertuju pada langkah-langkah AS yang menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran dan Rusia, serta protes Jerman terhadap campur tangan Elon Musk yang dianggap melemahkan Eropa.
Pentingnya Dialog dan Solusi Damai
Di tengah dinamika global ini, Presiden Cina Xi Jinping menyampaikan pesan persatuan dalam pidatonya pada Tahun Baru, dengan menegaskan Taiwan sebagai bagian dari Cina. Pesan ini, meskipun kontroversial, mencerminkan urgensi stabilitas dan integrasi di tengah situasi internasional yang penuh tantangan.
Seruan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Meskipun konflik dan ketegangan terus berlangsung, harapan untuk perdamaian dan keadilan tetap menjadi fokus banyak pihak. Awal tahun 2025 menjadi momen refleksi bagi komunitas global untuk bersama-sama mendorong dunia yang lebih adil, damai, dan sejahtera.