
-->
Teheran – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memperingatkan bahwa Iran akan membalas jika Amerika Serikat (AS) kembali melancarkan serangan. Ia menyebut pangkalan militer AS di kawasan Timur Tengah sebagai target utama.
Pernyataan itu disampaikan Khamenei dalam pidato publik pertamanya sejak gencatan senjata dicapai antara Iran dan Israel. Dalam pidato tersebut, Khamenei mengklaim Iran meraih kemenangan dalam konflik bersenjata selama 12 hari.
"Republik Islam telah menampar Amerika. Kami menyerang salah satu pangkalan penting mereka di kawasan ini," kata Khamenei dalam pidato yang dikutip Reuters, Jumat (27/6/2025).
Pidato tersebut disampaikan dari lokasi yang dirahasiakan, dengan latar belakang bendera Iran dan potret pendiri Republik Islam Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini. Rekaman pidato kemudian disiarkan televisi pemerintah pada Kamis malam.
Khamenei menegaskan Iran tidak akan tunduk pada tekanan yang diberikan oleh Presiden AS Donald Trump. Ia menyatakan, rakyat Iran tidak akan menyerah meski dihadapkan pada berbagai tuntutan dari pihak AS.
"Trump sendiri mengakui bahwa rakyat AS tidak akan puas jika Iran tidak menyerah. Tapi itu tidak akan pernah terjadi," tegasnya.
Menurut Khamenei, Iran memiliki kemampuan untuk menyerang pusat-pusat strategis milik AS kapan saja jika merasa terancam.
"Ini bukan peristiwa kecil, dan bisa terjadi lagi di masa depan jika kami diserang," ujarnya.
Sehari sebelumnya, Presiden Trump menyatakan bahwa AS siap melakukan serangan lanjutan jika Iran melanjutkan program nuklirnya. Namun, Khamenei menilai serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran sejauh ini tidak mencapai hasil yang diharapkan.
"AS menyerang situs nuklir kami, tapi tidak menghasilkan apa pun. Mereka masuk ke perang ini hanya untuk menyelamatkan Israel setelah sistem pertahanannya ditembus rudal Iran," katanya.
Menanggapi pernyataan Khamenei, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memposting foto dirinya sedang berjabat tangan dengan Trump melalui media sosial. Ia menyertakan pesan: "Kami akan terus bekerja sama untuk mengalahkan musuh bersama kita".