
-->
LEBANON – Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIFIL) menyerukan komitmen semua pihak terhadap gencatan senjata di Lebanon Selatan, menyusul insiden yang mereka sebut sebagai pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 oleh Israel.
Gencatan senjata yang berlaku sejak 27 November 2024 menjadi dasar penghentian permusuhan antara Israel dan Hizbullah setelah konflik berkepanjangan di kawasan tersebut. Namun, kedua pihak saling menuduh melakukan pelanggaran, menciptakan ketegangan di perbatasan.
Dalam pernyataannya, UNIFIL melaporkan bahwa pada Sabtu (4/1), sebuah buldoser militer Israel menghancurkan infrastruktur UNIFIL serta menara pengamatan milik Angkatan Bersenjata Lebanon di daerah Labbouneh.
“Penghancuran ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap Resolusi 1701 dan hukum internasional,” ujar juru bicara UNIFIL, seperti dilansir AFP.
UNIFIL juga meminta semua pihak untuk menghindari tindakan yang dapat membahayakan stabilitas kawasan. “Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang dapat mengancam penghentian permusuhan dan menciptakan risiko eskalasi,” tambahnya.
Upaya Menjaga Perdamaian
Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, tentara Lebanon dikerahkan di wilayah selatan bersama UNIFIL untuk memastikan pengawasan wilayah saat pasukan Israel mundur. Di sisi lain, Hizbullah berkomitmen menarik pasukannya ke utara Sungai Litani, sejauh 30 kilometer dari perbatasan, dan membongkar infrastruktur militernya di wilayah tersebut.
Namun, pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, memperingatkan bahwa kesabaran mereka terhadap pelanggaran Israel memiliki batas. "Kami memberikan waktu untuk mengimplementasikan perjanjian ini, tetapi itu tidak berarti kami akan menunggu selama 60 hari penuh," tegas Qassem.
Harapan di Tengah Tantangan
Meskipun tantangan masih terjadi, UNIFIL terus berupaya memediasi antara kedua pihak untuk mencegah eskalasi konflik. Dalam keterangannya, UNIFIL menyampaikan keprihatinan atas kerusakan yang dilakukan di Lebanon Selatan, sembari berharap bahwa penghentian permusuhan dapat memberikan fondasi bagi stabilitas jangka panjang.
“Kami percaya bahwa semua pihak memiliki peran penting dalam menjaga perdamaian di wilayah ini. Komitmen terhadap Resolusi 1701 adalah langkah penting menuju stabilitas yang berkelanjutan,” ujar juru bicara UNIFIL.
Dengan dukungan internasional dan kesadaran dari semua pihak, harapan untuk menciptakan perdamaian di kawasan ini tetap hidup. Stabilitas di Lebanon Selatan diharapkan tidak hanya membawa keamanan bagi masyarakat lokal tetapi juga memberikan contoh bagi penyelesaian konflik melalui diplomasi dan kerja sama.